Wednesday, November 04, 2009

Masihkah kita berpikir, Agama menunggu tua saja?

Jika kita masih berpikir, belajar agama nanti saja kalo sudah tua...
maka siapa yang tahu umur seseorang? Jikalaupun diberi umur yang panjang, bukankah kita juga diberi kewajiban yang panjang pula?? mendidik suami/istri, anak dan keluarga salah satunya...
Semoga kisah nyata berikut bisa menjadi ibroh bagi kita semua.
Sungguh mengejutkan.. keluarga yang semula kupikir bahagia ternyata sebenarnya porak poranda. menjadi ibroh yang sangat besar bagi saya dan kita semua.
Awalnya kupikir dia adalah nenek tua yang kuat dan tangguh. di usaianya yang sudah kepala tujuh, Alhamdulillah dia masih mampu mengerjakan semua kebutuhannya sendir, memasak, mencuci, setrika, bayar listrik, telpon dan aktif kegiatan keagamaan di kampung kami. Sungguh, siapa yang tidak menginginkan masa tua yang sehat dan mandiri..

Beberapa bulan yang lalu, beliau sempat mengeluh kpd saya, diusianya yang tak lg muda, nenek masih haarus mengerjakan semua sendiri, capek begitu katanya. saya cuma bisa menjawab Alhamdulillah nenek diberi Allah kesehatan dan kekuatan yang tidak semua orang memilikinya. tapi kalo memang nenek capek, kenapa nggak ikut salah satu anak yang dianggap mampu? tapi beliau hanya terdiam...Ada kegundahan dalam matanya.. yang saya sendiri tak mampu menebaknya.
Smakin lama saya mengenalnya, semakin tahu saya bahwa bebannya tidak sedikit..
Duhai Allah malu hamba karena telah berprasangka buruk pada beliau.. Astaghfirullah.. maafkan saya nek..
Pada awalnya saya baru tahu, jika salah satu anaknya telah disia2kan oleh suaminya.. sekian tahun tidak diberi nafkah lahir dan batin.. tapi Alhamdulillah Allah menganugerahkan hati yang kuat pada anak nenek ini.. dengan bekerja keras dia menghidupi kedua putrinya yang beranjak dewasa..
Nenek ini hidup terpisah dari suaminya.. hanya Allah yang maha tahu apa alasannya. suaminya lebih memilih hidup bersama saudara2nya dibanding bersamanya.
Sedangkan yang lain... dua orang putrinya menikah dengan orang yang tidak seakidah..sehingga mengkaburkan agama putri dan cucu2nya. Islam bukan, karena di saat ramadhan mereka tidak puasa, tidak sholat. tapi di KTP masih tertulis Islam. bahkan cucu2nya dididik di sekolah kresten.
Wallahu a'lam bagaimana dulu kisahnya.. tapi jika melihat foto2 keluarganya terdahulu.. bisa dilihat kalo keluarga ini adalah keluarga yang berada. bisa liburan kemana aja, makan dimana aja.. ultah cucu di restoran besar.. de el el

Cuma foto nenek yang hampir memasuki usia senjapun waktu itu belum tertutupi jilbab.
Astaghfirullah.. barulah sekarang saya sadar, nenek ini baru mengenal agama ketika sudah tua.. ketika dia sudah kehilangan kesempatan menanamkan Islam pada putri-putri dan cucu-cucunya..
ya.. nasi sudah menjadi bubur.. yang tinggal sekarang hanya penyesalan tak berujung..
Menyesal akan masa depan putri-putrinya di akhirat kelak..
Menyesal akan masa depan cucu-cucunya di akhirat kelak..
Menyesali pernikahan beda akidah tersebut..
menyesali karena dulu beranggapan bahwa semua agama sama..
Menyesali karena baru sekarang mengenal Diin-Nya..
Menyesali karena tidak mendidik dan menanamkan akidah kepada anak-anaknya..
Maafkan ibu nak.. ibu pikir, uang dan dunia bisa membahagiakan dan menyelamatkanmu..
Bukankah akidah yang akan kau bawa kelak menghadapNya?
Tapi lihatlah.. ibu tidak bisa membelikan akidah untukmu..
Lihatlah.. ibu hanya bisa menangis membayangkan kelak kehidupanmu di alam sana..

Jika waktu bisa diulang...
ibu akan belajar Islam lebih tekun lagi.. bukan hanya untuk ibu.. tapi untukmu belahan belahan hatiku..
Menyuapimu sambil membaca basmalah..
Membobokkanmu dengan doa dan cerita para Rasul agar kau bangga kepada mereka.. bangga menjadi Muslim..
Menanamkanmu takut akan neraka dan berharap pada surgaNya..
Andai...
Tapi sekarang ibu hanya bisa bertaubat mohon ampunanMu Allah..
Berdo'a agar kelian diberi petunjuk dipilihkan dan dimudahkan Allah menuju jalanNya..
so... Masihkah kita berpikir Agama nanti kalau sudah tua saja (Bimbo)

Read More

Saturday, October 10, 2009

MSG makes coocking so simple

Ketika mau masak pagi tadi,, cetek-cetek-ccetek... kompor nggak nyala2.. padahal baru ganti LPG 5 hari lalu. Biasanya sich LPG yang 3 kg bisa buat 7-10 hari. Setelah ganti LPG sampe 2 kali yang baru masih nggak bisa... periksa regulator dan selang nya masih bagus, dalam artian, nggak ngobos, trus apa sich namanya, besi kecil yang ditancapin ke tabung gas, masih good condition, kalo saklarnya OFF besinya bebas bergerak, kalo ON ketika ditekan pake tangan nggak bergerak. ketika kompor dinyalakan, gas keluar tapi api keciiill banget bahkan kadang nggak ada api alias mati. Akhirnya dalaman kompor dibersihkan (biasanya sich luarnya doang, kali aja ada yang nyumbat). tetep aja.
Akhirnya... kami simpulkan kompornya lah yang rusak. seharian hujan, mendung membuat kami takut keluar rumah, insya'Allah besok kami mau beli kompor baru.
Alhasil... dari pagi harus jajannnn... melulu. Sedih, karena boros, buat sarapan kami beli roti, makan siang beli sop sama ayam di depot (nggak tahu cara masaknya), makan malam kami beli nasgor&capcay. Lha ini nich serunya... pemandangan waktu beli makan malam, pwvuhhh...kalo orang cina bilang Amsyong lah.
Mungkin ini adalah hal yang lumrah bagi sebagian orang yang menggantungkan makannya pada depot, warung, PKL de el el, alias jajan. tapi buat saya yang punya seorang anak kecil yang butuh makanan sehat untuk tumbuh kembangnya, pemandangan malam ini jadi luar biasa.
Penjual Nasgor ini lumyan rame, pasti enak begitu pikir saya. Saya harus sabar antri menunggu enam orang sebelum saya dilayani. ada yang beli nasgor, migor dan kwetiaw. Pada dasarnya semua bumbunya sama: 2 siung bawang putih keprak, bumbu halus yang udah jadi (saya nggak tahu komposisinya, perkiraan sich, bawang merah, bawang ptih, merica yang dihaluskan kemudian ditumis). setelah itu ada semacam minyak yang biasa dipake untuk mie ayam, kecap, garam dan vetsin.
cara masaknya gini:
tumis bawang putih geprak, masukkan telur, urak-arik, masukkan bumbu halusnya bersama minyak. aduk-aduk. masukkan nasi atau mie, aduk-aduk. setelah akan matang beeri garam, kecap dan vetsi 1-2 sendok teh tiap porsinya. angkat, sajikan. Hemmm Yummy.. lezat dan gurih pastinya. karena yang saya lihat waktu itu, untuk memasukkan garam, pedagang sangat hati2 karena takut keasinan, tapi giliran memasukkan vetsin, WOW pe de habis, dua sendok teh terjun bebas ke wajan. Giliran saya yang beli saya pesen nasgor dan capcay nggak pake vetsin.
ada perbedaan cara masak ketika memasakkan orang-orang sebelum kami, pedadang nggak pernah sekalipun mencicipi masakannya (pede abis pasti enak). Tapi giliran masak nasi goreng saya, incipnya sampe 2 kali, ditambahkan garam lagi, kecap lagi.
Yang lebih seru, ketika memasak capcay pesenan saya, sayurnya nggak dicuci dulu. pestisida, debu, tanah halus yang nempel di batang dan daun sayuran memenuhi otak saya. Dan tahukah anda berapa kali dia mencicipi capcay saya? lima kal, dengan penambahan disana-sini.
Dan ketika kami buka di rumah, dan memakannya.. Gubrak.. rasanya amburadul, apalagi capcaynya cuma asin doang.
Suami saya nyeletuk "MSG makes everything so simple".
Ada benarnya juga kata suami saya, diluar ada berjuta-juta orang yang mengkonsumsi MSG setiap hari bahkan diluar batas ambang. ada jutaan anak kecil, bahkan balita yang mengkonsumsinya, padahal otak dan raga mereka sedang berkembang.
Insya'allah di tulisan berikutnya, saya mencoba berbagi tentang bahaya MSG dan bahan tambahan makanan lain.
wallahu a'lam bishshowab

Read More

Wednesday, September 16, 2009

Cintamu pada Al-qur'an membuatku bangga...

Bismillaahirrohmanirrahim...
alhamdulillaahirobbil 'Alamiin..
Ar-rahmaanirrohiim..
Maaliki yaumiddiin...

Suara kecil, cemprreng dan sangat keras beradu dengan suara imam yang berusaha khusu' karena harus berlomba dengan suaramu...
dia memang punya hobi sholat dan menghapal segala sesuatu.. lagu.. istilah.. bahkan do'a dan kalam ilahi... Diusianya yang ke 2,5 tahun, Liv (begitu kami memanggilnya) Alhamdulillah telah menghapal Al-Fatihah, Al-ikhlas, An-Naas, Al-falaq, Al-'alaq 1-5 dan Al-kafirun.. tentunya selain hapalan lagu anak2 dan tak gendong kemana-mananya Mbah surip..

Ketika keluar dari rumah Allah (begitu Liv menyebut masjid) ada seorang ibu bertanya bagaimana caranya mendidik anak cinta Alqur'an? apakah harus disiplin? dipaksa bahkan?
Sejenak aku bingung harus menjawab apa..
memaksa... jelas tidak mungkin memaksa anak 2 tahun, bukannya pinter malah bisa stress
disiplin... mungkinkah?? karena kami sendiri tidak pernah ada waktu khusus dan target2 untuk mengajarinya...
gift... ada peribahasa mengatakan, sebagus apapun baja jika tidak diasah tak akan pernah tajam..

Kalo boleh flash back.. mungkin ini jawabnya..
kami berusaha membudayakan shalat jama'ah di rumah..
Ketika hari libur kami berjama'ah bertiga(papa,mama,liv)..
dan ketika tinggal kami berdua, juga tetap berjama'ah..
Setelah itu kami usahakan (walau kadang g kesampean) untuk mengaji..

Al-qur'an bukan benda keramat yang harus disimpan di lemari dan tidak teersentuh karena takut berdebu dan rusak..
Saya meletakkan Al-Qur'an, buku Iqro' di meja yang mudah dijangkau liv..
dia bisa mengambil, membuka,bahkan berimajinasi seolah membacanya..
Nggak takut rusak??
nggak tuch... Anak punya naluri dan akal, dia bisa mendengar dan melihat bagaimana ortunya memperlakukan Al-Quran..
sebuah kecelakaan kecil mungkin terjadi, tapi itu merupakan harga murah yang harus dibayar untuk anak..

dan satu laaagiii
it's so important
NO TV @HOME

Wallahua'lam bishshowwab

Read More